Kamis, 19 Januari 2017

MENERAPKAN PELAYANAN MEDIS DAN P3K DI ATAS KAPAL

MENERAPKAN PELAYANAN MEDIS DAN P3K DI ATAS KAPAL

Berbagai macam-macam industri bermunculan, disertai penggunaan teknologi muktahir, penggunaan bermacam-macam mesin, kondisi kerja serta cara kerja, juga pemakaian beraneka ragam bahan-bahan kimia, akan membawa akibat sampingan dikalangan tenaga kerja, yaitu meningkatnya berbagai macam kecelakaan kerja.
Untuk itu dirasakan perlu adanya pengetahuan tentang pelayanan medis dan pengetahuan pertolongan pertama pada kecelakaan, yang nantinya dapat dilaksanakan dalam unit-unit kerja. Tujuan P3K merupakan pertolongan yang harus segera diberikan kepada tenaga kerja yang menderita kecelakaan atau penyakit mendadak di tempat kerja.
Pertolongan pertama tersebut dimaksudkan      untuk     memberikan perawatan darurat si korban, sebelum  pertolongan yang  lebih  baik dapat diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya, dengan tujuan yaitu :
1.    Menyelamatkan nyawa korban
2.    Meringankan penderitaan korban
3.    Mencegah cedera menjadi lebih parah
4.    Mempertahankan daya tahan korban
5.    Mencarikan pertolongan lebih lanjut
Dalam memberikan pertolongan pertama pada korban yang mengalami kecelakaan, maka salah satu pengetahuan yang  harus dimiliki adalah pengetahuan tentang susunan tubuh manusia dan fungsinya yang meliputi :
1.      Susunan kerangka, otot dan pencernaan.
2.      Sistem pernafasan, jantung, pembuluh darah, susunan syaraf dan kelenjar buntu.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan, diperlukan adanya pelatihan seperti yang tertera pada peraturan internasional STCW 78 Amandemen 95 Peraturan BAB IV 4.16 dan STCW-F 1995.
5.1.       Susunan Tubuh Manusia dan Fungsinya
Gambar 5.1.  Anatomi tubuh manusia
5.1.1.   Susunan Kerangka Otot
Jumlah tulang yang terdapat pada bayi berbeda dengan yang terdapat pada orang dewasa.  Ini adalah akibat menjadi satunya beberapa tulang, setelah dewasa ada tulang yang tumbuh kemudian. Kerangka manusia kita bedakan atas tengkorak kepala (skull), tulang belakang (spina), dinding dada (chest), panggul (pelvis) dan anggota gerak (extremitas).
                                 Gambar 5.1.1.  Susunan rangka tubuh manusia
Tengkorak kepala membentuk suatu ruang tertutup yang melindungi otak, terdiri dari banyak tulang, satu dengan lainnya, melekat erat kecuali rahang bawah. Tengkorak kepala ini  bertumpu pada bagian ruas teratas tulang belakang.
Gambar 5.1.2. Tengkorak manusia
Tulang belakang sendiri terdiri dari 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung daerah dada, 5 ruas tulang punggung daerah perut, 1 ruas besar tulang kedudukan dan 3-5 ruas tulang ekor.  Kegunaan tulang adalah melindungi sumsum belakang dan mempertahankan tegak tubuh.
Gambar 5.1.3. Tulang belakang
Dinding dada terdiri dari satu pasang tulang selangka, 1 tulang dada dan 12 pasang tulang iga.  7 pasang teratas dari iga ini bertaut langsung ke tulang dada, 3 pasang berikutnya bertaut di sebelah depan ke tulang iga di atasnya, 2 pasang terakhir tidak bertaut ke depan.  Kegunaan dinding dada ini untuk melindungi jantung, paru-paru, dan sebagian alat yang ada di rongga perut. Fungsi yang penting adalah ikut menjamin terselenggaranya pernapasan dengan baik.  Bila kita bernapas, dapatlah dirasakan adanya gerakan dinding dada bergerak ke atas dan ke arah luar.
Gambar 5.1.4. Tulang dada
Pinggul terdiri dari 3 pasang tulang. Pada masing-masing sisi ketiga tulang saling bertaut erat membentuk satu tulang yang besar.Kegunaan panggul adalah untuk melindungi alat-alat dalam rongga panggul dan bersamaan dengan tulang kedudukan serta tulang ekor akan berfungsi penting pada persalinan.
Gambar 5,1.5. Tulang pinggul
Anggota gerak atas pada masing-masing sisi dibentuk oleh tulang belikat, tulang lengan atas, tulang pengumpil, tulang hasta, 8 tulang pergelangan tangan, 5 tulang telapak tangan dan 14 tulang jari. Kegunaan tulang ini adalah untuk memungkinkan gerakan anggota gerak atas. Anggota gerak bawah pada masing-masing sisi dibentuk oleh tulang paha, tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang betis, 7 tulang pergelangan kaki, 5 tulang telapak kaki dan 14 tulang jari.   Kegunaan tulang ini adalah untuk gerakan anggota gerak bawah.

Gambar 5.1.6. Anggota gerak atas dan bawah
Otot-otot yang menyertai kerangka tubuh adalah otot sadar, artinya otot ini digerakkan secara sadar.  Bila tidak ada perintah maka otot tersebut relatif akan istirahat dan tidak bergerak. Otot-otot lain yang terdapat di dalam dan di sekitar alat-alat dalam adalah otot tak sadar, artinya otot tersebut bergerak dengan sendirinya tidak mempengaruhi kesadaran, tetapi dipengaruhi oleh keadaan dan kebutuhan setempat.
Untuk bisa melihat perubahan-perubahan serta keadaan bahaya pada korban yang mengalami kecelakaan, perlu mengetahui kondisi-kondisi normal dari fisiologi manusia diantaranya:
5.1.2.   Susunan Pencernaan
Gambar 5.1.2. Organ pencernaan
Dimulai dengan bibir dan rongga mulut, saluran pencernaan kemudian selanjutnya  kerongkongan yang pangkalnya berada pada satu tempat dengan pangkal tengkorak. Kerongkongan kemudian berjalan di depan ruang tulang belakang di daerah dada, menembus sekat rongga badan dan berakhir pada lambung. Kerongkongan hanyalah berfungsi meneruskan makanan yang sebagian sudah lumat tersebut.
Fungsi dari bibir rongga mulut adalah untuk melumatkan makanan yang walaupun terasa lezat, tetapi masih dalam bentuk kasar.  Fungsi ini dimungkinkan oleh adanya gigi gerigi dan kelenjar ludah mulut.
Lambung berupa  kantong yang terletak di bagiah kiri atas rongga perut.  Ototnya kuat dan dengan bantuan cairan pencerna yang dihasilkan lambung, makanan makin dilumatkan.  Biasanya makanan tertahan di dalam lambung selama 4 – 6 jam. Setelah lambung makanan yang sudah hampir lumat itu didorong masuk ke dalam usus 12 jari.  Ke dalam usus 12 jari ini bermuara saluran empedu dan kelenjar ludah perut, sehingga dibantu dengan gerakan usus makin lumat dan bentuknya sedemikian rupa sehingga mudah untuk diserap
5.1.3.   Jantung
Jantung terletak di pusat rongga dada dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1.    Endokardium
Selaput yang membatasi ruangan  jantung. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, saraf, dan cabang-cabang dari sistem peredaran darah ke jantung
2.    Miokardium
Merupakan otot jantung yang tersusun dari berkas-berkas otot.
3.    Parakardium
Selaput pembungkus jantung.
Jantung merupakan alat pemompa darah yang terdiri dari dua pompa yang terpisah, yaitu jantung kanan (yang memompakan darah menuju paru-paru) dan jantung kiri (yang memompakan darah keseluruh tubuh).
Tiap bagian jantung yang terpisah ini merupakan dua ruang pompa yang dapat berdenyut, yaitu atrium dan vertikel. Fungsi utama atrium adalah tempat masuknya darah dan membantu mengalirkan darah masuk ke dalam vertikel. Vertikel menyediakan tenaga utama untuk mendorong darah

Gambar. 5.1. Organ Jantung
5.1.4.   Sisem Pernapasan
Lubang hidung merupakan bagian pertama yang dilalui udara untuk dapat masuk ke dalam paru-paru.  Dibentuk oleh kulit dan jaringan lunak di bawahnya, lubang hidung kemudian melanjutkan ke dalam rongga hidung yang dibentuk oleh tulang hidung pada bagian depan tengkorak kepala.
Kegunaan dari lubang hidung dan rongga hidung adalah untuk melembabkan dan menyaring udara. Dari rongga hidung kemudian menuju ke pangkal tenggorok yang terletak pada tempat yang sama dengan pangkal kerongkongan, pada bagian depannya terdapat selembar jaringan rawan yang disebut epiglotis
Kegunaan dari pangkal tenggorokan adalah untuk menutup jalan nafas pada saat menelan makanan dan minuman.  Di samping itu pada daerah ini terdapat sepasang pita suara yang berfungsi untuk mengungkapkan perasaan yang akhirnya berupa kata-kata. Dari batang tenggorok kemudian berlanjut menjadi cabang tenggorok dan terus berlanjut ke masing-masing paru-paru. Paru-paru berupa sepasang jaringan lunak mirip karet busa yang selalu berisi udara.  Jumlah udara menjadi banyak pada saat menarik nafas dan menjadi sedikit pada saat mengeluarkan pernafasan.  Keluar masuknya udara ke dalam paru-paru dimungkinkan oleh gerakan dinding dada, bukan oleh gerakan paru-paru itu sendiri.
Pada saat menarik nafas, dinding dada bergerak ke arah luar atas, tekanan di dalam rongga dada mengecil dan udara terhisap masuk oleh karena perbedaan tekanan.
Sebaliknya pada saat melepas nafas, dinding dada bergerak turun dan merapat ke dalam, tekanan di dalam rongga dada membesar dan udara tersebut ke luar. Di dalam ruangan-ruangan kecil pada paru terjadilah pertukaran gas/udara dimana zat asam (oxygen) dihisap dan zat asam arang (CO2) dikeluarkan.
Paru-paru adalah alat pernapasan yang terletak di dalam rongga dada dan di atas diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru diselubungi oleh selaput elastisitas yang disebut pluera.
Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kiri terdiri 2 gelambir, sedangkan paru-paru kanan terdiri dari 3 gelambir.
Didalam paru-paru terdapat bronkus dan bronkiolus. Bronkiolus paru-paru bercabang-cabang lagi membentuk saluran-saluran halus. Saluran-saluran halus berakhir pada gelembung-gelembung halus (alveolus).
Dinding alveolus sangat tipis, namun elastis dan mengandung kapiler-kapiler darah. Pada dinding alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida.


  Gambar 5.2. Organ Paru-Paru

5.1.5.   Susunan Syaraf
Otak besar dan otak kecil terletak di dalam ruang tengkorak kepala.  Terdiri dari jaringan syaraf yang rumit susunannya, seluruh bagian otak terbungkus oleh lembaran jaringan ikat  berfungsi memberikan rangsang, menterjemahkan rangsang tersebut dan memberikan reaksi.
Sumsum belakang terletak memanjang di dalam tulang belakang berfungsi menyalurkan rangsang ke arah otot dan menyalurkan perintah otak sebagai reaksi terhadap rangsang ke alat-alat tubuh.
Susunan syaraf gaib terdiri dari jaringan syaraf yang tersebar di seluruh tubuh terutama di daerah alat-alat dalam.  Berfungsi menerima dan segera memberikan reaksi rangsang perubahan setempat.
5.1.6.    Susunan Kelenjar Buntu
Disebut sebagai kelenjar buntu karena kelenjar ini tidak melepaskan zat ke dalam suatu rongga tubuh, melainkan langsung ke pembuluh darah. Di daerah leher terdapat sepasang kelenjar gondok, fungsinya mengatur kecepatan pembentukan dan penggunaan tenaga dalam tubuh.
Menempel pada kelenjar gondok terdapat dua pasang anak kelenjar gondok yang berfungsi mengatur penyerapan dan penggunaan zat kapur. Di dalam masa kelenjar ludah parut terdapat kelenjar-kelenjar Langerhans yang menghasilkan insulin yang berfungsi mengatur penggunaan zat gula dalam tubuh.
Di atas kedua ginjal terdapat anak ginjal, bagian luar kelenjar ini berfungsi mengatur penggunaan cairan tubuh.  Bagian dalamnya berfungsi mengatur tekanan darah tubuh.  Selain itu pada masing-masing kelamin terdapat kelenjar yang berfungsi dalam reproduksi.  Yang penting seluruh kelenjar tadi diawasi dan dikendalikan fungsinya oleh satu kelenjar kecil yang terdapat di dasar tengkorak yang disebut kelenjar hypophyse.
5.1.7.   Ginjal
Pada manusia ginjal merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi. Fungsi ginjal adalah:
1.    Mengekskresikan zat sisa seperti urea, asam urat, kreatinin, kreatin, dan zat lain yang bersifat racun.
2.    Mengatur volume plasma darah dan jumlah air di dalam tubuh.
3.    Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur ekskresi garam-garam, yaitu membuang jumlah garam yang berlebihan dan menahan garam bila jumlahnya dalam tubuh berkurang.
4.    Mengatur ph plasma dan cairan tubuh dengan mengekskresikan urin yang bersifat basa, tetapi dapat pula mengekskresikan urin yang bersifat asam
5.    Menjalankan fungsi sebagai hormon dengan menghasilkan dua macam zat, yaitu renin dan eritropietin yang diduga memiliki fungsi edokrin.

  Gambar. 5.3. Organ Ginjal
5.1.8.   Hati
Hati merupakan organ vital manusia dan hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak di bagian kanan atas rongga perut. Hati selain berperan dalam sistem pencernaan pada tubuh manusia, juga berperan dalam sistem ekskresi. Fungsi hati dalam sistem ekskresi adalah menghasilkan cairan empedu secara terus menerus yang ditampung dalam kantong empedu.
Hati setiap hari menghasilkan empedu sebanyak 800-1000 ml. Empedu mengandung air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, lesitin, pigmen, bilirubin, biliverdin dan ion.
Empedu berasal dari penghancuran hemoglobin eritrosit yang telah tua. Hemoglobin dalam eritrosit akan diuraikan menjadi hemin, zat besi, dan globin. Zat besi dan globin akan disimpan di dalam hati, kemudian dikirim ke sumsum tulang merah untuk pembentukan anti bodi atau hemoglobin baru.
Sedangkan hemin akan dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang merupakan zat warna  bagi empedu dan mengandung warna hijau biru. Zat warna tersebut di dalam usus akan mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin menjadi kekuningan. Empedu berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, berperan pada absorpsi lemak dalam usus halus, mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi larut dalam air dan pembentukan urea. Bagian-bagian hati dapat dilihat pada gambar 5.4


 Gambar. 5.4. Organ Hati
5.2.       Prinsip-Prinsip Umum P3K
P3K adalah pertolongan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan sebelum mendapat pertolongan medis/ paramedis atau rumah sakit.

5.2.1.   Tujuan
1.    Mencegah bahaya maut dengan jalan memulihkan pernafasan dan menghentikan perdarahan
2.    Mencegah terjadinya cedera yang lebih parah
3.    Mencegah terjadinya kecacatan bagi si korban
4.    Mencegah terjadinya komplikasi seperti kerusakan jaringan lebih luas akibat patah tulang karena salah angkat
5.    Mencegah bahaya akibat infeksi (kehamaan)
6.    Meringankan penderitaan bagi si korban
7.    Melindungi korban dari bahaya-bahaya lain yang mengancam
5.2.2.   Syarat-Syarat Seorang Penolong
Seorang penolong harus mempunyai pengetahuan tentang keterampilan P3K. Untuk itu seorang penolong perlu :
1.    Mempelajari dasar-dasar pengetahuan P3K
2.    Mengikuti latihan P3K berulang kali dan tertatur
3.    Dapat mempergunakan alat yang ada di sekitar tempat kejadian sebagai bahan penolong.
5.2.3.   Sikap Seorang Penolong
1.    Tidak boleh panik, harus sabar dan tenang
2.    Waspada akan keadaan di sekitar tempat kecelakaan
3.    Selalu waspada akan keadaan si korban
4.    Dapat menenangkan si penderita
5.    Melaporkan setelah memberikan pertolongan dengan  cara :
a.      Mencatat identitas korban
b.      Mencatat waktu dan tempat kejadian
c.      Mencatat pertolongan yang telah diberikan
5.2.4.   Dasar-Dasar Melakukan P3K
1.    Bertindak cepat, tepat dan tidak panik
2.    Menguasai teknik-teknik :
a.      Melakukan nafas buatan dari mulut ke mulut (mouth to mouth) atau dari mulut ke hidung (mouth to nose)
b.      Melakukan pijat jantung
c.      Menghentikan perdarahan
d.      Mengobservasi  vital-sign penderita :
  Tensi
  Denyut nadi (denyut jantung  60 – 90 X / menit)
  Frekwensi pernafasan (16 – 22 X / menit)
  Suhu badan (360 – 370 C)
e.      Menyediakan transportasi bagi penderita.
P3K yang tepat sangat menolong penderita dan sebaliknya tindakan yang kurang tepat atau salah dapat berakibat memberatkan penderita atau cacat fisik bahkan berakibat fatal.  Dalam melakukan P3K, si penolong jangan sampai turut menjadi korban sia-sia.
5.2.5.   Sikap Menghadapi Korban Kecelakaan
Pastikan dulu apakah korban sudah meninggal ataukah korban masih hidup.
1.      Korban sudah meninggal: amankan jenazahnya, cari korban lainnya.
2.      Korban masih hidup :
a.      segera pindahkan ke tempat yang relatif lebih aman
b.      kendorkan pakaian-pakaian yang terlalu ketat
c.      lakukan P3K  sesuai urutan urgensinya
d.      observasi terus vital sign-nya
e.      keadaan sudah aman atau bantuan datang segera pindahkan ke Rumah Sakit terdekat
f.       Sebaiknya dicatat jenis, tempat kecelakaan serta identitas korban untuk kemudian diserahkan kepada yang berwenang
5.3.       Melakukan Pertolongan
Didalam melakukan pertolongan hal yang harus diperhatikan adalah jenis luka atau penyakit yang dialami oleh para korban. Jenis – jenis luka tersebut antara lain :
5.3.1. Pendarahan

Pendarahan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
5.3.1.1.        Perdarahan Luar
Ada tiga macam perdarahan luar antara lain :
1.    Perdarahan dari pembuluh rambut (capiler)
Tanda-tandanya sebagai berikut :
a.      Perdarahan tidak hebat.
b.      Keluar secara perlahan-lahan berupa rembesan.
c.      Biasanya perdarahan berhenti sendiri walaupun tidak diobati.
d.      Pendarahan mudah untuk dihentikan dengan perawatan luka biasa.
2.    Perdarahan dari pembuluh darah balik (vena)
Tanda-tandanya sebagai berikut :
a.    Warna darah merah tua (berupa darah kotor yang akan dicuci di dalam paru-paru, kadar oksigen sedikit).
b.    Pancaran darah tidak begitu hebat dibanding dengan perdarahan arteri.
c.    Perdarahan mudah untuk dihentikan dengan cara menekan dan meninggikan anggota badan yang luka lebih tinggi dari jantung.
3.    Perdarahan dari pembuluh nadi (arteri)
Tanda-tandanya sebagai berikut :
a.    Darah berwarna merah muda (merupakan darah bersih karena habis dicuci di dalam paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
b.    Keluar secara memancar sesuai irama jantung.
c.    Biasanya perdarahan sulit untuk dihentikan.
Tindakan pertolongan pada perdarahan arteri :
a.  Penderita didudukkan atau ditidurkan secara terlentang, tergantung pada keadaan perdarahannya hebat atau tidak.
b.    Bagian luka ditinggikan dan biasanya perdarahan dapat dihentikan dengan menekan di atas luka.
c.    Setelah dibersihkan dari kotoran yang ada, tutuplah dengan sepotong kain kasa steril dan tekanlah dengan jari sampai darah berhenti keluar kemudian pasang pembalut penekan.
d.    Pada perdarahan yang hebat apabila tidak berhasil dengan cara demikian, perlu dilakukan tekanan (Tourniquet) pada pembuluh nadi antara luka dan jantung.
Cara mengerjakan Tourniquet :
Tourniquet adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah di bawahnya terhenti sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang dilipat-lipat, atau sepotong karet ban sepeda dapat dipergunakan untuk keperluan ini. Panjang Tourniquet haruslah cukup untuk dua kali melilit bagian yang hendak dibalut. Tempat yang terbaik untuk memasang Tourniquet lima jari di bawah ketiak (untuk perdarahan lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk perdarahan di kaki) seperti Gambar dibawah.


Gambar 5.5. Cara Memasang Tourniquet
Keterangan gambar :
A.    Buat ikatan di anggota badan yang cedera.
B.    Selipkan sebatang kayu dibawah ikatan itu.
C.   Kencangkan kedudukan kayu itu dengan cara memutarnya.
D.   Agar kayu tetap erat dudukannya, ikat ujung satunya.
5.3.1.2.   Pendarahan Dalam
Pendarahan dalam adalah pendarahan yang terjadi di dalam rongga dada, rongga tengkorak dan rongga perut. Dalam hal ini darah tidak tampak mengalir keluar tetapi kadang-kadang dapat keluar melalui lubang hidung, telinga, mulut dan pelepasan.
1.   Penyebab pendarahan dalam :
a.      Pukulan keras, terbentur hebat.
b.      Luka tusuk, kena peluru.
c.      Pecahnya pembuluh darah karena suatu penyakit.
d.      Robeknya pembuluh darah akibat terkena ujung tulang yang patah.
2.    Gejala pendarahan luar :
Tergantung jenis pembuluh darah yang terkena, tetapi pada tiap perdarahan dalam terjadi gangguan umum yaitu shock dan pingsan, karena kehilangan banyak darah.
3.    Cara pertolongannya :
a.      Usahakan mencegah terjadinya shock.
b.      Berikan banyak minum sebagai ganti cairan darah yang keluar.
c.      Kalau sarana dan keadaan memungkinkan pasang infus.
d.      Hubungi dokter terdekat atau usahakan secepatnya dibawa ke rumah sakit.

4.    Cara mengatasi perdarahan luar :
a.      Luka ditekan dengan gaasteril/verban/kain bersih.
b.      Bila alat-alat lengkap dapat dicoba menjahit luka.
c.      Khusus perdarahan karena putusnya pembuluh nadi pada alat gerak (tangan/kaki) lakukanlah dengan cara mengikat tourniquet dengan simpul tali kemudian masukkan potongan kayu diantara simpul tali kemudian putar kuat-kuat.
Catatan :
  Ikatan harus jelas terlihat, simpul dikendorkan selama lebih kurang 1 menit pada tiap-tiap 15 sekali sambil menekan bagian yang luka, demikian seterusnya sampai ke rumah sakit.
  Bila alat-alat lengkap memungkinkan jahit pembuluh darah yang putus dan lukanya dan segera bawa ke rumah sakit terdekat.
5.    Perdarahan dalam Rongga Kepala
a.      Terjadi karena pecahnya pembuluh darah akibat benturan dan atau hypertensi.
b.      Gejala-gejalanya sama dengan gegar otak berat.
c.      P3K-nya sama dengan gegar otak berat, dan segera bawa ke rumah sakit.
5.3.1.3.   Perdarahan Dalam Rongga Perut
Terjadi karena pecahnya hati, limpa dan ginjal akibat trauma.
Gejala-gejalanya :
1.      Riwayat trauma pada bagian perut/pinggang.
2.      Tampak kesakitan pada bagian perut.
3.      Banyak mengeluarkan keringat dingin dan muka pucat.
4.      Suhu tubuh naik.
5.      Kesadaran menurun sampai pingsan, koma.
6.      Perut tegang seperti papan.
7.      Pemeriksaan laboratorium terdapat : Hb turun, leucocyt naik dan von slaney-sign.
P3K-nya :
1.      Korban ditidurkan dengan posisi terlentang.
2.      Kompres dengan es batu di bagian perutnya.
3.      Observasi vital sign-nya.
4.      Segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk dioperasi.
5.3.1.4.        Perdarahan di Bawah Kulit
Gejala-gejalanya :
1.      Riwayat trauma tumpul.
2.      Kulit merah kebiru-biruan.
3.      Bengkak, nyeri tekan, dan suhu kulit naik.
4.      P3K-nya :
5.      Mula-mula kompres dengan es.
6.      Setelah 1 – 2 hari kompres dengan air panas.
7.      Bawa ke rumah sakit untuk pengecekan.
Sistem peredaran darahnya terganggu dapat diketahui dari tanda-tandanya berupa :
1.    Kesadaran penderita menurun
2.    Nadi berdenyut lebih cepat, kemudian melemah, lambat dan menghilang
3.    Merasa mual/muntah
4.    Kulit dingin, muka pucat
5.    Nafas dangkal, kadang-kadang tak teratur
6.    Pupil mata melebar
5.3.2.   Resusitasi

Resusitasi adalah tindakan untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan atau fungsi sirkulasi udara yang efektif.
5.3.2.1.Tahapan
1.    Bantuan hidup dasar (Basic life support)
2.    Bantuan hidup lanjut (Advanced life support)
3.    Bantuan hidup jangka panjang (Prolonged life support)
5.3.2.2.   Gejala
1.      Henti napas
2.      Kulit kebiru-biruan
3.      Nadi besar tak teraba
4.      Kehillangan kesadaran
5.      Pupil melebar
5.3.2.3.   Penyebab
1.      Penyakit jantung
2.      Shock listrik
3.      Shock berat
4.      Sumbatan benda-benda asing
5.      Trauma kepala
6.      Keracunan
7.      Tenggelam
5.3.2.4.   Cara Pertolongan
1.      Tidurkan terlentang di atas alas keras
2.      Bersihkan mulut dan pharink
3.      Kepala dongakan ke atas
4.      Tarik rahang bawah ke depan, buka mulut
5.      Bila tetap tak bernapas lakukan tiupan udara langsung dengan cepat melalui hidung (dengan menutup mulut), mulut (dengan menutup hidung) frekwensi masing-masing 3-5 kali.
6.      Bila masih belum bernapas juga lakukan dengan memberikan pernapasan buatan, Dorong dagu, mulut terbuka dan bersihkan.
7.      Mulut penolong dibuka lebar, tarik napas dalam-dalam kemudian letakan ke mulut korban, sambil memijit rapat hidung korban.
8.      Kemudian bebaskan mulut korban.
9.      Angkat mulut penolong. Dewasa 12 kali/menit, anak-anak 20 kali /menit
10.  Tiupan pada anak tidak boleh terlalu keras.
5.3.3.    Keracunan Karbon Monoksida
Tanda-tandanya :
1.    Kesadaran mulai hilang
2.    Pingsan
Usaha pertolongan dengan :
1.    Bawa korban untuk mendapatkan udara segar secepatnya
2.    Apabila pingsan berikan O2 selama 2-3 jam atau penolong menghisap oksigen sebanyak-banyaknya sebelum ditiupkan ke mulut korban.
3.    Kirim segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan dari dokter.
5.3.4.   Denyut Jantung Berhenti
Denyut jantung berhenti mendadak dapat disebabkan antara lain :
1.    Tersambar petir
2.    Terkena arus listrik
3.    Tenggelam
4.    Tercekik
Untuk memastikan serangan jantung sudah terhenti atau tidak, diraba pembuluh darah (nadi) yang terdapat disamping lehernya.
Usaha pertolongan dengan :
1.    Korban ditelentangkan pada alas yang keras
2.    Letakan pangkal telapak tangan diatas tulang dada lekat ujung bawahnya.
3.    Tekanlah tulang dada korban tegak lurus kebawah kurang lebih 3 cm, lalu kendorkan lagi, lakukan berulangulang dengan kecepatan 60 – 80 kali / menit.
5.3.4.1.   Serangan Jantung
Serangan jantung ditandai dengan :
1.    Nadi lemah
2.    Muka pucat
3.    Nyeri di daerah jantung, Kadang-kadang nyeri bisa hebat serta ada rasa ketakutan
4.    Nafas sesak
5.    Muntaber
6.    Sukar bernafas
Usaha pertolongan dengan :
1.    Berikan oksigen
2.    Berikan penenang atau pengurang rasa sakit
3.    Kirim segera ke dokter
5.3.5     Penangan Shock

Shock timbul akibat adanya sistem peredaran darah dalam tubuh terganggu, sehingga tidak dapat memenuhi keperluan. Faktor-faktor penyebabnya antara lain :
1.    Neurogenik dan psikis (ketakutan, kesakitan, terkejut dan keracunan)
2.    Kehilangan darah atau cairan tubuh (pendarahan atau muntaber)
3.    Infeksi
4.    Serangan jantung atau kekacauan denyut jantung
5.    Alergi karena obat-obatan.
Pertolongannya medis disesuaikan dengan penyebabnya terjadinya kecelakaan.
5.3.5.   Pingsan
Pingsan berarti tidak sadarkan diri. Pingsan yang biasa, lamanya tidak sadarkan diri biasanya pendek. Orang cenderung untuk pingsan bisa diakibatkan karena faktor :
1.    Anemia
2.    Lelah
3.    Takut
4.    Tidak tahan melihat darah

Usaha pertolongan penderita pingsan dengan cara:
1.    Membaringkan penderita pada tempat yang teduh serta udara segar secara terlentang, kepala diletakan sedikit lebih rendah dari anggota badan.
2.    Baju dibuka atau pakaian dilonggarkan.
3.    Kompres kepala dengan air dingin.
4.    Hembuskan uap amoniak didepan lubang hidungnya.
5.    Diberikan minuman air garam, 1 gram dalam satu liter air (pingsan karena panas)
6.    Diberikan minuman segelas air gula / air jeruk manis, diberikan bisa melalui dubur (pingsan pada penderita kencing manis)
7.    Diberikan penenang/suntikan stesolid (pingsan karena kesedihan)
8.    Diberikan transfusi darah (pingsan karena pendarahan)
5.3.6.   Luka Bakar

Usaha pertolongan untuk luka bakar dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat luka tersebut, antara lain :
5.3.6.1.        Luka Bakar Ringan
1.    Bersihkan luka
2.    Rendam dalam es atau air yang dingin
3.    Keringkan, lepuh-lepuh jangan diganggu.
4.    Diberi boorzalf 5% atau sofratulle, kemudian tutup dengan kain pembalut.

5.3.6.2.   Luka Bakar Berat
1.    Tutup bagian-bagian yang terbakar dengan lembaran-lembaran solfaratulle
2.    Diberi obat penahan rasa sakit
3.    Diberi air minum sebanyak mungkin
4.    Kirim kerumah sakit.
5.3.7.   Luka Terkena Air Panas
Luka yang terkena air panas tanda-tandanya sebagai berikut;
1.    Cairan menerobos bagian yang cidera sehingga menimbulkan lepuh-lepuh dan mudah pecah-pecah
2.    Karena lapisan luar kulit sudah pecah maka infeksi akan berkembang
3.    Rasa nyeri seperti tertusuk jarum
4.    Bengkak
5.    Akar-akar rambut masih ada
6.    Warna kulit luar hitam
Tindakan P3K akibat terkena air panas adalah sebagai berikut;
1.    Jangan menggunakan salep atau minyak
2.    Pakaian harus dibuka pada bagian-bagian yang terbakar
3.    Kalau luka itu parah,  atau sisa-sisa kain itu masih melekat pada luka, balutlah luka itu sampai tiba di rumah sakit
4.    Rasa sakit dapat dihilangkan dengan mencuci bagian yang terkena air panas/terbakar dengan air dingin atau dengan menggunakan es batu.
5.    Apabila lukanya kecil saja bagian yang luka dibersihkan dengan air hangat dan gunakan pembalut yang steril.
5.3.8.   Luka Terkena Aliran Listrik
Kecelakaan terkena aliran listrik dapat menyebabkan :
1.    Mengacaukan denyut jantung
2.    Dapat menghentikan denyut jantung
3.    Menghentikan pernapasan
4.    Menimbulkan luka bakar
5.    Pingsan
Usaha pertolongan terkena aliran listrik dengan cara:
1.    Lepaskan kabel atau sumber arus dengan menggunakan kayu atau perlindungan diri.
2.    Berikan pernapasan buatan
3.    Pijat jantung untuk pemulihan denyut jantung
4.    Perawatan luka bakar
5.    Kirim ke rumah sakit
5.3.10.  Geger Otak
1.    Gegar Otak Ringan (Commotio Cerebri) = dapat sembuh sempurna
2.    Gegar Otak Berat (Conntutio Cerebri) = meninggal dunia, cacat tubuh/fisik, cacat mental, kombinasi kedua cacat tersebut di atas.
Gejala-gejala :
1.    Ada riwayat trauma pada kepala.
2.    Pusing-pusing.
3.    Mual, muntah-muntah.
4.    Amnesia- retrograd.
5.    Kesadaran menurun.
6.    Pingsan.
7.    Reflek – reflek pathologis positif.
8.    Koma.
Bila gegar otak ringan disertai pendarahan (pembuluh darah kecil), cepat atau lambat akan menjadi gegar otak berat. Dengan didahului munculnya reflek-reflek patologis kontralateral. Pertolongan pertamanya adalah :
1.    Amankan penderita
2.    Kendorkan semua pakaian yang ketat.
3.    Tidur terlentang tanpa bantal, posisi kepala 200 lebih rendah dari kaki .
4.    Miringkan muka ke kiri/kanan.
5.    Observasi vital sign-nya.
6.    Usahakan sikulasi udara sekitarnya tetap segar.
7.    Dapat dibantu dengan pemberian oksigen.
8.    Bila sudah aman / bantuan datang pindahkan ke rumah sakit.
9.    Perhatikan cara transportasinya.
5.3.11.  Patah Tulang

1.    Patah tulang terbuka.
Patah tulang terbuka, gejala-gejalanya :   
a.      Ada trauma.
b.      Jelas terlihat, luka, perdarahan tulang mencuat.
Pertolongan pertamanya adalah  :
a.      Amankan korban.
b.      Usahakan fikrasi longgar, tutup lukanya.
c.      Atasi perdarahan, observasi vital signnya
d.      Segera bawa ke rumah sakit terdekat.
2.    Patah tulang tertutup.
Patah tulang tertutup, gejala-gejalanya : 
a.      Ada riwayat trauma.
b.      Pada anggota gerak umumnya daerah 1/3 distal
c.      Ada perubahan bentuk , bengkak.
d.      Merah kebiru-biruan
e.      Tampak kesakitan, nyeri tekan.
f.       Fungtio laeda (seperti lumpuh, karena sangat sakit kalau digerakkan )
g.      Nyeri tekan sumbuh
Pertolongan pertamanya adalah  :
a.      Amankan korban
b.      Awasi vital sign, pasang bidai (spalk sementara)
c.      Segera bawa ke RS terdekat.
3.    Patah tulang punggung.
Patah tulang punggung, gejala-gejalanya : 
a.      Riwayat trauma pada daerah punggung
b.      Kesakitan sekali, pingsan bahkan seperti koma.
c.      Tampak ada perubahan bentuk pada tempat trauma.
Pertolongan pertamanya adalah   :
a.      Amankan korban, sewaktu mengangkat minimal oleh tiga orang dengan gerakan serentak.
b.      Korban sadar, tidurkan posisi terlentang tanpa bantal, alas keras dan fiksasi posisinya.
c.      Korban pingsan, tidurkan posisi miring/telungkup. Setelah sadar ditelentangkan.
d.      Segera bawah ke RS terdekat.
5.3.12.  Tergigit atau Terkena Binatang Berbisa

1.    Gigitan ular laut.
a.      Semua ular laut berbisa, ikat bagian atas gigitan.
b.      Buat irisan silang pada tempat gigitan, tekan kuat-kuat supaya darah keluar sebanyak-banyaknya.
c.      Bila yakin di rongga mulut tak ada luka, boleh mengeluarkan darah dengan cara menghisap.
d.      Segera bawa ke RS.
2.    Terkena ubur-ubur.
a.      Merah, bengkak, gatal-gatal.
b.      Panas, nyeri.
Pertolongan pertamanya adalah   :
a.      Siram dengan wisky/alkohol
b.      Segera bawa ke RS.
3.    Tertusuk bulu babi laut
a.      Keringkan bagian yang terkena, kalau ada siram dengan larutan amonia encer.
b.      Pukul-pukul bagian yang terkena.
c.      Bila perlu bawa ke RS
5.3.13.  Heart attack = Miyocard Infark (M.C.I )

Diartikan sebagai serangan jantung  atau serangan angin duduk.
Gejala-gejala :
1.    Kadang-kadang mulai nyeri di ulu hati.
2.    Sesak di dada.
3.    Nyeri seperti di tusuk pada dada kiri.
4.    Nyeri menjalar ke punggung, bahu kiri, lengan kiri sampai ke ujung ujung jari tangan kiri ( seperti tersetroom).
5.    Sekali serangan antara 5 – 15 menit dan berulang-ulang.
6.    Bila langsung pingsan – mati mendadak.
P3K – nya :
1.    Korban masih sadar :
a.      Tidurkan terlentang dengan tenang, kurangi gerakan-gerakan.
b.      Kendorkan pakaian – pakaian yang ketat
c.      Beikan nitrobat tablet isap-isap di bawah lidah
d.      Beri oksigen, observasi vital signnya.
e.      Jaga ventilasi udara tetap segar.
f.       Segera bawa ke RS.
2.    Korban langsung pingsan :
a.      Segera lakukan pijatan langsung
b.      Lakukan nafas buatan
c.      Beri Oxygen
d.      Segera bawa ke RS.
5.3.14.  Serangan Asma
 Penyebabnya adalah : udara dingin, bau-bauan tertentu, stress, terlalu lelah.
Gejala-gejala :
1.    Napas sesak dan bunyi …..ngiiik, ngiiik….. !
2.    Muka, bibir kebiru-biruan, cuping hidung kembang kempis, tidak bisa tidur terlentang.
P3K-nya adalah :
1.    Tidurkan ½ duduk, punggung diganjal 2 – 3 bantal
2.    Berikan tablet anti asma (asmasolon), suntikkan Intravena Aminophylin 1 ampul/Oradexon 1 ampul
3.    Berikan oxygen
4.    Jaga sirkulasi udara tetap segar
5.    Segera ke RS
5.3.15.   Perdarahan Dari Mulut
Dapat didahului dengan batuk-batuk atau tidak dan dapat berasal dari :
1.    Pecahnya pembuluh darah di kerongkongan karena sedang menderita pharyngitis
a.      Demam, sakit menelan, batuk-batuk atau tidak
b.      Darah merah segar, jumlah sedikit
2.    Pecahnya Varices Oesephagus, karena Hypertensi Portal
a.      Ada riwayat hypertensi
b.      Darah merah segar, jumlah banyak
3.    Asal paru-paru TBC terbuka, sangat menular
a.      Batuk-batuk lebih dari 2 minggu
b.      Malam banyak keluar keringat dingin
c.      Darah bercampur dahak, merah, ada yang merah kecoklat-coklatan seperti karat besi
d.      Isolasi penderita, segera ke RS
5.4.       Penyelamatan dan Pengangkatan Korban Akibat Kecelakaan

Cara melakukan penyelamatan dan pengangkatan korban akibat kecelakaan yaitu jangan memindahkan korban dari tempat kecelakaan sebelum dokter atau tim P3K datang, kecuali apabila tempat itu berbahaya bagi keselamatan si korban. Apabila mungkin hentikan pendarahannya terlebih dahulu, bersihkan jalan pernafasannya dari kotoran-kotoran yang menghalangi keluar masuknya udara dari dalam tubuh, dan pasang bidai pada tulang-tulang yang patah.

Pengangkutan korban ada beberapa cara yaitu;       
1.    Mengusung untuk jarak dekat
2.    Mengusung melalui lintasan sempit
3.    Mengusung dengan selimut
4.    Mengusung korban yang sadar
5.    Mengusung korban yang tidak mampu berjalan
6.    Mengusung korban yang membutuhkan sedikit bantuan
7.    Cara mengangkat penderita yang tidak sadar, tanpa bantuan orang lain
8.    Mengusung korban dengan menggunakan tangan sebagai tandu, dikerjakan oleh dua orang
9.    Mengusung korban dengan menggunakan kursi sebagai tandu
5.5.       Prosedur Pelayanan
5.5.1.   Medis
Pertolongan medis harus diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan dengan lokasi yang tidak membahayakan penderita atau penolong, sebelum mendapat pertolongan medis/paramedis atau rumah sakit.
Seorang penolong harus mempunyai pengetahuan tentang dasar-dasar pertolongan pertama pada kecelakaan dan telah mengikuti pelatihan medis, juga mempunyai sikap;
1.    Tidak boleh panik, harus sabar dan tenang
2.    Waspada pada keadaan disekitar tempat kecelakaan
3.    Selalu waspada terhadap keadaan korban
4.    Dapat menenangkan si penderita
5.    Melaporkan setelah selesai memberikan pertolongan kepada yang berwenang.
Tujuan pertolongan medis adalah;
1.    Mencegah bahaya maut dengan jalan memulihkan pernafasan dan menghentikan pendarahan
2.    Mencegah terjadinya cidera yang lebih parah
3.    Mencegah terjadinya cacat bagi korban
4.    Mencegah terjadinya komplikasi seperti kerusakan jaringan lebih parah akibat patah tulang
5.    Mencegah bahaya akibat infeksi
6.    Meringankan derita korban
7.    Melindungi korban dari bahaya-bahaya lain yang mengancam
5.5.2.   Peralatan

Peralatan-peralatan yang harus tersedia dalam rangka pertolongan pertama pada kecelakaan, yang penting terdiri dari :
·         Buku Petunjuk P3K
·         Pembalut segitiga
·         Pembalut biasa
·         Kasa steril
·         Kapas putih
·         Snelverband
·         Plester
·         Sofratulle
·         Bidai (spalk)
·         Gunting perban
·         Pinset
·         Kertas pembersih
·         Sabun
·         Lampu senter
·         Pisau lipat
·         Pipet
5.5.1.1.   Obat-Obatan

Persediaan obat-obatan yang penting pada umumnya adalah:
·         Obat pelawan rasa sakit (antalgin)
·         Obat pelawan mulas-mulas (papoverin, dll)
·         Obat pelawan pedih perut (promag, dll)
·         Norit
·         Obat anti alergi
·         Amoniak cair 25% (untuk membangunkan orang pingsan)
·         Mercurochroom
·         Obat tetes mata
·         Salep mata berantibiotika
·         Salep boor
·         Salep antihistaminika
·         Obat gosok / balsem
·         Rivanol 1/1000
·         Salep sulfa
·         Antiseptika (betadine, dettol, dll)
·         Tablet garam
·         Ephedrine (untuk sesak napas)
·         Oralit

5.6.       Prosedur Pelayanan Medis Melalui Radio
Komunikasi adalah hal yang sangat penting di atas kapal, oleh karena itu sesuai dengan persyaratan Konvensi STCW 1995 maka para pelaut harus memiliki kemampuan memahami dengan baik mengenai instruksi-instruksi, aba-aba, maupun istilah baku umum lainnya yang dilaksanakan di kapal terutama dalam keadaan darurat. Komunikasi yang efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang berhubungan dengan penempatan masing-masing di atas kapal akan sangat penting untuk menjamin aspek keselamatan dan penyelamatan korban pada saat evakuasi, sehingga hal demikian dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat. Sistem komunikasi umumnya terdiri dari pengirim berita, penerima, mode, media dan konteks. Isi komunikasi mencakup perintah keselamatan, bahaya navigasi dan permintaan bantuan pelayanan medis.
Hambatan-hambatan dalam komunikasi untuk bantuan pelayanan medis terjadi karena:
1.   Media komunikasi yang kurang sempurna.
2.   Feedback yang kurang jelas
3.   Gangguan pada pengiriman dan penerimaan
Komunikasi yang efektif dalam informasi bantuan pelayanan medis harus:
1.   Jelas                      4. Kongkrit
2.   Lengkap                5. Benar
3.   Padat