MENERAPKAN PELAYANAN MEDIS DAN P3K DI ATAS KAPAL
Berbagai macam-macam
industri bermunculan, disertai penggunaan teknologi muktahir, penggunaan
bermacam-macam mesin, kondisi kerja serta cara kerja, juga pemakaian beraneka
ragam bahan-bahan kimia, akan membawa akibat sampingan dikalangan tenaga kerja,
yaitu meningkatnya berbagai macam kecelakaan kerja.
Untuk itu dirasakan
perlu adanya pengetahuan tentang pelayanan medis dan pengetahuan pertolongan
pertama pada kecelakaan, yang nantinya dapat dilaksanakan dalam unit-unit
kerja. Tujuan P3K merupakan pertolongan yang harus segera diberikan kepada
tenaga kerja yang menderita kecelakaan atau penyakit mendadak di tempat kerja.
Pertolongan pertama
tersebut dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat si korban,
sebelum pertolongan yang lebih
baik dapat diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya, dengan
tujuan yaitu :
1.
Menyelamatkan nyawa
korban
2.
Meringankan penderitaan
korban
3.
Mencegah cedera menjadi
lebih parah
4.
Mempertahankan daya
tahan korban
5.
Mencarikan pertolongan
lebih lanjut
Dalam memberikan pertolongan pertama pada korban yang mengalami kecelakaan,
maka salah satu pengetahuan yang harus
dimiliki adalah pengetahuan tentang susunan tubuh manusia dan fungsinya yang
meliputi :
1.
Susunan kerangka, otot
dan pencernaan.
2.
Sistem pernafasan,
jantung, pembuluh darah, susunan syaraf dan kelenjar buntu.
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan, diperlukan adanya pelatihan seperti yang
tertera pada peraturan internasional STCW 78 Amandemen 95 Peraturan BAB IV 4.16
dan STCW-F 1995.
5.1. Susunan Tubuh Manusia dan Fungsinya
Gambar 5.1. Anatomi tubuh manusia
5.1.1.
Susunan Kerangka Otot
Jumlah tulang yang terdapat
pada bayi berbeda dengan yang terdapat pada orang dewasa. Ini adalah akibat menjadi satunya beberapa
tulang, setelah dewasa ada tulang yang tumbuh kemudian. Kerangka manusia kita
bedakan atas tengkorak kepala (skull), tulang belakang (spina),
dinding dada (chest), panggul (pelvis) dan anggota gerak (extremitas).
Gambar 5.1.1. Susunan rangka tubuh manusia
Tengkorak kepala
membentuk suatu ruang tertutup yang melindungi otak, terdiri dari banyak
tulang, satu dengan lainnya, melekat erat kecuali rahang bawah. Tengkorak
kepala ini bertumpu pada bagian ruas
teratas tulang belakang.
Gambar 5.1.2. Tengkorak manusia
Tulang belakang sendiri
terdiri dari 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung daerah dada, 5 ruas
tulang punggung daerah perut, 1 ruas besar tulang kedudukan dan 3-5 ruas tulang ekor.
Kegunaan tulang adalah melindungi sumsum belakang dan
mempertahankan tegak tubuh.
Gambar 5.1.3. Tulang belakang
Dinding dada terdiri
dari satu pasang tulang selangka, 1 tulang dada dan 12 pasang tulang iga. 7 pasang teratas dari iga ini bertaut
langsung ke tulang dada, 3 pasang berikutnya bertaut di sebelah depan ke tulang
iga di atasnya, 2 pasang terakhir tidak bertaut ke depan. Kegunaan dinding dada ini untuk melindungi
jantung, paru-paru, dan sebagian alat yang ada di rongga perut. Fungsi yang
penting adalah ikut menjamin terselenggaranya pernapasan dengan baik. Bila kita bernapas, dapatlah dirasakan adanya
gerakan dinding dada bergerak ke atas dan ke arah luar.
Gambar 5.1.4. Tulang dada
Pinggul terdiri dari
3 pasang tulang. Pada masing-masing sisi ketiga tulang saling bertaut erat
membentuk satu tulang yang besar.Kegunaan panggul adalah untuk melindungi
alat-alat dalam rongga panggul dan bersamaan dengan tulang kedudukan serta tulang
ekor akan berfungsi penting pada persalinan.
Gambar 5,1.5. Tulang pinggul
Anggota gerak atas
pada masing-masing sisi dibentuk oleh tulang belikat, tulang lengan atas,
tulang pengumpil, tulang hasta, 8 tulang pergelangan tangan, 5 tulang telapak
tangan dan 14 tulang jari. Kegunaan tulang ini adalah untuk memungkinkan
gerakan anggota gerak atas. Anggota gerak bawah pada masing-masing sisi
dibentuk oleh tulang paha, tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang betis,
7 tulang pergelangan kaki, 5 tulang telapak kaki dan 14 tulang jari. Kegunaan tulang ini adalah untuk gerakan
anggota gerak bawah.
Gambar 5.1.6. Anggota gerak atas dan bawah
Otot-otot yang
menyertai kerangka tubuh adalah otot sadar, artinya otot ini digerakkan secara
sadar. Bila tidak ada perintah maka otot tersebut relatif akan istirahat dan tidak
bergerak. Otot-otot lain yang terdapat di dalam dan di sekitar alat-alat dalam
adalah otot tak sadar, artinya otot tersebut bergerak dengan sendirinya tidak
mempengaruhi kesadaran, tetapi dipengaruhi oleh keadaan dan kebutuhan setempat.
Untuk bisa melihat
perubahan-perubahan serta keadaan bahaya pada korban yang mengalami kecelakaan,
perlu mengetahui kondisi-kondisi normal dari fisiologi manusia diantaranya:
5.1.2.
Susunan Pencernaan
Gambar 5.1.2. Organ pencernaan
Dimulai dengan bibir dan rongga mulut,
saluran pencernaan kemudian selanjutnya kerongkongan yang pangkalnya berada pada satu
tempat dengan pangkal tengkorak. Kerongkongan kemudian berjalan di depan ruang
tulang belakang di daerah dada, menembus sekat rongga badan dan berakhir pada
lambung. Kerongkongan hanyalah berfungsi meneruskan
makanan yang sebagian sudah lumat tersebut.
Fungsi dari bibir rongga mulut adalah untuk
melumatkan makanan yang walaupun terasa lezat, tetapi masih dalam bentuk
kasar. Fungsi ini dimungkinkan oleh
adanya gigi gerigi dan kelenjar ludah mulut.
Lambung berupa kantong yang terletak di bagiah kiri atas
rongga perut. Ototnya kuat dan dengan
bantuan cairan pencerna yang dihasilkan lambung, makanan makin dilumatkan. Biasanya makanan tertahan di dalam lambung
selama 4 – 6 jam. Setelah lambung makanan yang sudah hampir lumat itu didorong
masuk ke dalam usus 12 jari. Ke dalam
usus 12 jari ini bermuara saluran empedu dan kelenjar ludah perut, sehingga
dibantu dengan gerakan usus makin lumat dan bentuknya sedemikian rupa sehingga
mudah untuk diserap
5.1.3.
Jantung
Jantung terletak di pusat
rongga dada dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1.
Endokardium
Selaput yang membatasi ruangan
jantung. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, saraf, dan cabang-cabang
dari sistem peredaran darah ke jantung
2.
Miokardium
Merupakan otot jantung yang tersusun dari berkas-berkas otot.
3.
Parakardium
Selaput pembungkus jantung.
Jantung merupakan alat
pemompa darah yang terdiri dari dua pompa yang terpisah, yaitu jantung kanan
(yang memompakan darah menuju paru-paru) dan jantung kiri (yang memompakan
darah keseluruh tubuh).
Tiap bagian jantung yang
terpisah ini merupakan dua ruang pompa yang dapat berdenyut, yaitu atrium dan
vertikel. Fungsi utama atrium adalah tempat masuknya darah dan membantu
mengalirkan darah masuk ke dalam vertikel. Vertikel menyediakan tenaga utama
untuk mendorong darah
Gambar. 5.1. Organ Jantung
5.1.4.
Sisem Pernapasan
Lubang hidung merupakan
bagian pertama yang dilalui udara untuk dapat masuk ke dalam paru-paru. Dibentuk oleh kulit dan jaringan lunak di
bawahnya, lubang hidung kemudian melanjutkan ke dalam rongga hidung yang
dibentuk oleh tulang hidung pada bagian depan tengkorak kepala.
Kegunaan dari lubang hidung dan rongga hidung adalah untuk melembabkan dan
menyaring udara. Dari rongga hidung kemudian menuju ke pangkal tenggorok yang
terletak pada tempat yang sama dengan pangkal kerongkongan, pada bagian
depannya terdapat selembar jaringan rawan yang disebut epiglotis.
Kegunaan dari pangkal tenggorokan adalah untuk menutup jalan nafas pada
saat menelan makanan dan minuman. Di samping
itu pada daerah ini terdapat sepasang pita suara yang berfungsi untuk
mengungkapkan perasaan yang akhirnya berupa kata-kata. Dari batang tenggorok
kemudian berlanjut menjadi cabang tenggorok dan terus berlanjut ke
masing-masing paru-paru. Paru-paru berupa sepasang jaringan lunak mirip karet
busa yang selalu berisi udara. Jumlah
udara menjadi banyak pada saat menarik nafas dan menjadi sedikit pada saat
mengeluarkan pernafasan. Keluar masuknya
udara ke dalam paru-paru dimungkinkan oleh gerakan dinding dada, bukan oleh
gerakan paru-paru itu sendiri.
Pada saat menarik nafas,
dinding dada bergerak ke arah luar atas, tekanan di dalam rongga dada mengecil
dan udara terhisap masuk oleh karena perbedaan tekanan.
Sebaliknya pada saat melepas nafas, dinding dada bergerak
turun dan merapat ke dalam, tekanan di dalam rongga dada membesar dan udara
tersebut ke luar. Di dalam ruangan-ruangan kecil pada paru terjadilah
pertukaran gas/udara dimana zat asam (oxygen) dihisap dan zat asam
arang (CO2) dikeluarkan.
Paru-paru adalah alat pernapasan yang terletak di dalam
rongga dada dan di atas diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang
membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru diselubungi oleh selaput
elastisitas yang disebut pluera.
Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri
dan paru-paru kanan. Paru-paru kiri terdiri 2 gelambir, sedangkan paru-paru
kanan terdiri dari 3 gelambir.
Didalam paru-paru terdapat bronkus dan bronkiolus. Bronkiolus
paru-paru bercabang-cabang lagi membentuk saluran-saluran halus.
Saluran-saluran halus berakhir pada gelembung-gelembung halus (alveolus).
Dinding alveolus
sangat tipis, namun elastis dan mengandung kapiler-kapiler darah. Pada
dinding alveolus terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida.
Gambar 5.2. Organ Paru-Paru
5.1.5. Susunan Syaraf
Otak besar dan otak kecil terletak di dalam ruang tengkorak kepala. Terdiri dari jaringan syaraf yang rumit
susunannya, seluruh bagian otak terbungkus oleh lembaran jaringan ikat berfungsi memberikan rangsang, menterjemahkan
rangsang tersebut dan memberikan reaksi.
Sumsum belakang terletak memanjang di dalam tulang belakang berfungsi
menyalurkan rangsang ke arah otot dan menyalurkan perintah otak sebagai reaksi
terhadap rangsang ke alat-alat tubuh.
Susunan syaraf gaib terdiri dari jaringan syaraf yang tersebar di seluruh
tubuh terutama di daerah alat-alat dalam.
Berfungsi
menerima dan segera memberikan reaksi rangsang perubahan setempat.
5.1.6. Susunan Kelenjar Buntu
Disebut sebagai kelenjar buntu karena kelenjar ini tidak melepaskan zat ke
dalam suatu rongga tubuh, melainkan langsung ke pembuluh darah. Di daerah leher
terdapat sepasang kelenjar gondok, fungsinya mengatur kecepatan pembentukan dan
penggunaan tenaga dalam tubuh.
Menempel pada kelenjar gondok terdapat dua pasang anak kelenjar gondok yang
berfungsi mengatur penyerapan dan penggunaan zat kapur. Di dalam masa kelenjar
ludah parut terdapat kelenjar-kelenjar Langerhans
yang menghasilkan insulin yang berfungsi mengatur penggunaan zat gula dalam
tubuh.
Di atas kedua ginjal terdapat anak ginjal, bagian luar kelenjar ini
berfungsi mengatur penggunaan cairan tubuh.
Bagian dalamnya berfungsi mengatur tekanan darah tubuh. Selain itu pada masing-masing kelamin
terdapat kelenjar yang berfungsi dalam reproduksi. Yang penting seluruh kelenjar tadi diawasi
dan dikendalikan fungsinya oleh satu kelenjar kecil yang terdapat di dasar
tengkorak yang disebut kelenjar hypophyse.
5.1.7.
Ginjal
Pada manusia ginjal
merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi. Fungsi ginjal adalah:
1.
Mengekskresikan zat sisa
seperti urea, asam urat, kreatinin, kreatin, dan zat lain yang bersifat racun.
2.
Mengatur volume plasma
darah dan jumlah air di dalam tubuh.
3.
Menjaga tekanan osmosis
dengan cara mengatur ekskresi garam-garam, yaitu membuang jumlah garam yang
berlebihan dan menahan garam bila jumlahnya dalam tubuh berkurang.
4.
Mengatur ph plasma dan
cairan tubuh dengan mengekskresikan urin yang bersifat basa, tetapi dapat pula
mengekskresikan urin yang bersifat asam
5.
Menjalankan fungsi
sebagai hormon dengan menghasilkan dua macam zat,
yaitu renin dan eritropietin yang diduga memiliki fungsi edokrin.
Gambar. 5.3. Organ Ginjal
5.1.8.
Hati
Hati merupakan organ
vital manusia dan hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak di
bagian kanan atas rongga perut. Hati selain
berperan dalam sistem pencernaan pada tubuh manusia, juga berperan dalam sistem
ekskresi. Fungsi hati dalam sistem ekskresi adalah menghasilkan cairan
empedu secara terus menerus yang ditampung dalam kantong empedu.
Hati setiap hari menghasilkan
empedu sebanyak 800-1000 ml. Empedu mengandung air, asam empedu, garam empedu,
kolesterol, lesitin, pigmen, bilirubin, biliverdin dan ion.
Empedu berasal dari
penghancuran hemoglobin eritrosit yang telah tua. Hemoglobin dalam eritrosit akan
diuraikan menjadi hemin, zat besi, dan globin. Zat besi dan globin akan
disimpan di dalam hati, kemudian dikirim ke sumsum tulang merah untuk
pembentukan anti bodi atau hemoglobin baru.
Sedangkan hemin akan
dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang merupakan zat warna bagi empedu dan mengandung warna hijau biru.
Zat warna tersebut di dalam usus akan mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin
menjadi kekuningan. Empedu berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase,
berperan pada absorpsi lemak dalam usus halus, mengubah zat yang tidak larut
dalam air menjadi larut dalam air dan pembentukan urea. Bagian-bagian hati
dapat dilihat pada gambar 5.4
Gambar. 5.4. Organ Hati
5.2. Prinsip-Prinsip Umum P3K
P3K adalah pertolongan pertama yang diberikan
kepada orang yang mendapat kecelakaan sebelum mendapat pertolongan medis/ paramedis
atau rumah sakit.
5.2.1. Tujuan
1. Mencegah bahaya maut dengan jalan memulihkan pernafasan
dan menghentikan perdarahan
2. Mencegah
terjadinya cedera yang lebih parah
3. Mencegah
terjadinya kecacatan bagi si korban
4. Mencegah
terjadinya komplikasi seperti kerusakan jaringan lebih luas akibat patah tulang
karena salah angkat
5. Mencegah
bahaya akibat infeksi (kehamaan)
6. Meringankan
penderitaan bagi si korban
7. Melindungi
korban dari bahaya-bahaya lain yang mengancam
5.2.2. Syarat-Syarat Seorang Penolong
Seorang penolong harus mempunyai pengetahuan tentang
keterampilan P3K. Untuk itu seorang penolong perlu :
1. Mempelajari dasar-dasar pengetahuan P3K
2. Mengikuti latihan P3K berulang kali dan
tertatur
3. Dapat mempergunakan alat yang ada di
sekitar tempat kejadian sebagai bahan penolong.
5.2.3. Sikap Seorang Penolong
1. Tidak boleh panik, harus sabar dan tenang
2. Waspada akan keadaan di sekitar tempat
kecelakaan
3. Selalu waspada akan keadaan si korban
4.
Dapat
menenangkan si penderita
5. Melaporkan setelah memberikan pertolongan
dengan cara :
a. Mencatat identitas korban
b.
Mencatat waktu dan tempat kejadian
c. Mencatat pertolongan yang telah diberikan
5.2.4. Dasar-Dasar Melakukan P3K
1.
Bertindak cepat, tepat dan tidak panik
2. Menguasai teknik-teknik :
a.
Melakukan
nafas buatan dari mulut ke mulut (mouth to mouth) atau dari mulut ke
hidung (mouth to nose)
b.
Melakukan
pijat jantung
c.
Menghentikan
perdarahan
d.
Mengobservasi vital-sign
penderita :
Tensi
Denyut nadi (denyut jantung
60 – 90 X / menit)
Frekwensi pernafasan (16 – 22 X / menit)
Suhu badan (360 – 370 C)
e.
Menyediakan transportasi bagi
penderita.
P3K
yang tepat sangat menolong penderita dan sebaliknya tindakan yang kurang tepat
atau salah dapat berakibat memberatkan penderita atau cacat fisik bahkan
berakibat
fatal. Dalam melakukan P3K, si penolong
jangan sampai turut menjadi korban sia-sia.
5.2.5.
Sikap Menghadapi Korban Kecelakaan
Pastikan dulu apakah korban sudah meninggal ataukah
korban masih hidup.
1. Korban sudah meninggal: amankan jenazahnya, cari korban
lainnya.
2.
Korban masih hidup
:
a. segera pindahkan ke tempat yang relatif lebih aman
b. kendorkan pakaian-pakaian yang terlalu ketat
c.
lakukan P3K sesuai urutan urgensinya
d.
observasi terus vital
sign-nya
e.
keadaan sudah aman
atau bantuan datang segera pindahkan ke Rumah Sakit terdekat
f.
Sebaiknya dicatat jenis, tempat kecelakaan
serta identitas korban untuk kemudian diserahkan kepada yang berwenang
5.3. Melakukan Pertolongan
Didalam
melakukan pertolongan hal yang harus diperhatikan adalah jenis luka atau penyakit
yang dialami oleh para korban. Jenis – jenis luka tersebut antara lain :
5.3.1. Pendarahan
Pendarahan
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
5.3.1.1.
Perdarahan Luar
Ada tiga macam perdarahan luar antara lain :
1.
Perdarahan dari pembuluh rambut (capiler)
Tanda-tandanya sebagai berikut :
a.
Perdarahan tidak hebat.
b. Keluar secara
perlahan-lahan berupa rembesan.
c. Biasanya perdarahan
berhenti sendiri walaupun tidak diobati.
d. Pendarahan mudah
untuk dihentikan dengan perawatan luka biasa.
2. Perdarahan dari
pembuluh darah balik (vena)
Tanda-tandanya sebagai berikut :
a. Warna darah merah tua (berupa darah kotor
yang akan dicuci di dalam paru-paru, kadar oksigen sedikit).
b. Pancaran darah tidak begitu hebat
dibanding dengan perdarahan arteri.
c. Perdarahan mudah untuk dihentikan dengan
cara menekan dan meninggikan anggota badan yang luka lebih tinggi dari jantung.
3. Perdarahan dari
pembuluh nadi (arteri)
Tanda-tandanya sebagai berikut :
a. Darah berwarna merah muda (merupakan darah
bersih karena habis dicuci di dalam paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
b. Keluar secara
memancar sesuai irama jantung.
c. Biasanya perdarahan
sulit untuk dihentikan.
Tindakan pertolongan pada perdarahan arteri :
a.
Penderita didudukkan atau ditidurkan secara terlentang, tergantung
pada keadaan perdarahannya hebat atau tidak.
b.
Bagian luka ditinggikan dan biasanya perdarahan dapat dihentikan
dengan menekan di atas luka.
c.
Setelah dibersihkan dari kotoran yang ada, tutuplah dengan
sepotong kain kasa steril dan tekanlah dengan jari sampai darah berhenti keluar
kemudian pasang pembalut penekan.
d.
Pada perdarahan yang hebat apabila tidak
berhasil dengan cara demikian, perlu dilakukan tekanan (Tourniquet) pada pembuluh nadi antara luka dan jantung.
Cara mengerjakan Tourniquet :
Tourniquet adalah balutan yang menjepit
sehingga aliran darah di bawahnya terhenti sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut
segitiga yang dilipat-lipat, atau sepotong karet ban sepeda dapat dipergunakan
untuk keperluan ini. Panjang Tourniquet haruslah cukup untuk dua kali melilit bagian yang
hendak dibalut. Tempat yang terbaik untuk memasang Tourniquet lima jari di bawah ketiak (untuk perdarahan lengan) dan
lima jari di bawah lipat paha (untuk perdarahan di kaki) seperti Gambar
dibawah.
Gambar 5.5. Cara
Memasang Tourniquet
Keterangan gambar :
A.
Buat ikatan di anggota badan yang cedera.
B.
Selipkan sebatang kayu dibawah ikatan itu.
C.
Kencangkan kedudukan kayu itu dengan cara memutarnya.
D.
Agar kayu tetap erat dudukannya, ikat ujung satunya.
5.3.1.2.
Pendarahan Dalam
Pendarahan dalam adalah pendarahan yang terjadi di dalam rongga
dada, rongga tengkorak dan rongga perut. Dalam hal ini darah tidak tampak
mengalir keluar tetapi kadang-kadang dapat keluar melalui lubang hidung,
telinga, mulut dan pelepasan.
1.
Penyebab pendarahan dalam :
a.
Pukulan keras, terbentur hebat.
b.
Luka tusuk, kena peluru.
c. Pecahnya pembuluh
darah karena suatu penyakit.
d. Robeknya pembuluh
darah akibat terkena ujung tulang yang patah.
2. Gejala pendarahan luar :
Tergantung jenis pembuluh darah yang terkena, tetapi
pada tiap perdarahan dalam terjadi gangguan umum yaitu shock dan pingsan,
karena
kehilangan banyak darah.
3.
Cara pertolongannya :
a.
Usahakan mencegah terjadinya shock.
b.
Berikan banyak minum sebagai ganti cairan darah yang keluar.
c. Kalau sarana dan
keadaan memungkinkan pasang infus.
d. Hubungi dokter
terdekat atau usahakan secepatnya dibawa ke rumah sakit.
4.
Cara mengatasi perdarahan luar :
a. Luka
ditekan dengan gaasteril/verban/kain bersih.
b. Bila
alat-alat lengkap dapat dicoba menjahit luka.
c. Khusus
perdarahan karena putusnya pembuluh nadi pada alat gerak (tangan/kaki)
lakukanlah dengan cara mengikat tourniquet
dengan simpul tali kemudian masukkan potongan kayu diantara simpul tali
kemudian putar kuat-kuat.
Catatan :
Ikatan harus jelas terlihat, simpul
dikendorkan selama lebih kurang 1 menit pada tiap-tiap 15 sekali sambil menekan
bagian yang luka, demikian seterusnya sampai
ke rumah sakit.
Bila alat-alat lengkap memungkinkan jahit
pembuluh darah yang putus dan lukanya dan segera bawa ke rumah sakit terdekat.
5.
Perdarahan dalam Rongga Kepala
a.
Terjadi karena pecahnya pembuluh darah akibat benturan dan atau
hypertensi.
b. Gejala-gejalanya sama
dengan gegar otak berat.
c. P3K-nya sama dengan
gegar otak berat, dan segera bawa ke rumah sakit.
5.3.1.3.
Perdarahan Dalam Rongga
Perut
Terjadi karena pecahnya hati, limpa dan ginjal akibat trauma.
Gejala-gejalanya
:
1. Riwayat trauma pada bagian perut/pinggang.
2. Tampak kesakitan pada
bagian perut.
3. Banyak mengeluarkan
keringat dingin dan muka pucat.
4. Suhu tubuh naik.
5. Kesadaran menurun
sampai pingsan, koma.
6. Perut tegang seperti papan.
7. Pemeriksaan laboratorium terdapat : Hb
turun, leucocyt naik dan von slaney-sign.
P3K-nya :
1. Korban ditidurkan
dengan posisi terlentang.
2. Kompres dengan es
batu di bagian perutnya.
3. Observasi vital sign-nya.
4. Segera bawa ke rumah
sakit terdekat untuk dioperasi.
5.3.1.4.
Perdarahan
di Bawah Kulit
Gejala-gejalanya
:
1. Riwayat trauma tumpul.
2. Kulit merah kebiru-biruan.
3. Bengkak, nyeri tekan,
dan suhu kulit naik.
4. P3K-nya :
5. Mula-mula kompres
dengan es.
6.
Setelah 1 – 2 hari kompres dengan air panas.
7. Bawa ke rumah sakit
untuk pengecekan.
Sistem peredaran
darahnya terganggu dapat diketahui dari tanda-tandanya berupa :
1.
Kesadaran penderita
menurun
2.
Nadi berdenyut lebih
cepat, kemudian melemah, lambat dan menghilang
3.
Merasa mual/muntah
4.
Kulit dingin, muka pucat
5.
Nafas dangkal,
kadang-kadang tak teratur
6.
Pupil mata melebar
5.3.2. Resusitasi
Resusitasi
adalah tindakan untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan atau fungsi sirkulasi
udara yang efektif.
5.3.2.1.Tahapan
1.
Bantuan hidup dasar (Basic
life support)
2.
Bantuan hidup lanjut (Advanced
life support)
3.
Bantuan hidup jangka panjang (Prolonged
life support)
5.3.2.2. Gejala
1. Henti
napas
2. Kulit
kebiru-biruan
3. Nadi
besar tak teraba
4. Kehillangan
kesadaran
5. Pupil
melebar
5.3.2.3. Penyebab
1. Penyakit
jantung
2. Shock
listrik
3. Shock
berat
4. Sumbatan
benda-benda asing
5. Trauma
kepala
6. Keracunan
7. Tenggelam
5.3.2.4. Cara
Pertolongan
1. Tidurkan terlentang di atas alas keras
2.
Bersihkan
mulut dan pharink
3.
Kepala
dongakan ke atas
4.
Tarik rahang
bawah ke depan, buka mulut
5.
Bila tetap
tak bernapas lakukan tiupan udara langsung dengan cepat melalui hidung (dengan
menutup mulut), mulut (dengan menutup hidung) frekwensi masing-masing 3-5 kali.
6. Bila masih belum bernapas juga lakukan dengan memberikan
pernapasan buatan, Dorong dagu, mulut terbuka dan bersihkan.
7. Mulut penolong dibuka lebar, tarik napas dalam-dalam
kemudian letakan ke mulut korban, sambil memijit rapat hidung korban.
8.
Kemudian
bebaskan mulut korban.
9.
Angkat mulut
penolong. Dewasa 12 kali/menit, anak-anak 20 kali /menit
10. Tiupan pada anak tidak boleh terlalu keras.
5.3.3. Keracunan Karbon Monoksida
Tanda-tandanya :
1.
Kesadaran
mulai hilang
2.
Pingsan
Usaha pertolongan dengan :
1. Bawa korban untuk mendapatkan udara segar secepatnya
2. Apabila pingsan berikan O2 selama 2-3 jam atau penolong menghisap
oksigen sebanyak-banyaknya sebelum ditiupkan ke mulut korban.
3. Kirim segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan
dari dokter.
5.3.4. Denyut Jantung Berhenti
Denyut
jantung berhenti mendadak dapat disebabkan antara lain :
1. Tersambar petir
2. Terkena arus listrik
3. Tenggelam
4. Tercekik
Untuk
memastikan serangan jantung sudah terhenti atau tidak, diraba pembuluh darah
(nadi) yang terdapat disamping lehernya.
Usaha
pertolongan dengan :
1. Korban ditelentangkan pada alas yang keras
2. Letakan pangkal telapak tangan diatas tulang dada lekat
ujung bawahnya.
3. Tekanlah tulang dada korban tegak lurus kebawah kurang
lebih 3 cm, lalu kendorkan lagi, lakukan berulangulang dengan kecepatan 60 – 80
kali / menit.
5.3.4.1. Serangan Jantung
Serangan
jantung ditandai dengan :
1. Nadi lemah
2. Muka pucat
3.
Nyeri di daerah
jantung, Kadang-kadang nyeri bisa hebat serta ada rasa ketakutan
4.
Nafas sesak
5.
Muntaber
6.
Sukar bernafas
Usaha pertolongan dengan
:
1.
Berikan oksigen
2.
Berikan penenang atau
pengurang rasa sakit
3. Kirim segera ke dokter
5.3.5 Penangan Shock
Shock timbul akibat
adanya sistem peredaran darah dalam tubuh terganggu,
sehingga tidak dapat memenuhi keperluan. Faktor-faktor penyebabnya antara lain
:
1. Neurogenik dan psikis (ketakutan, kesakitan, terkejut dan
keracunan)
2. Kehilangan darah atau cairan tubuh (pendarahan atau
muntaber)
3. Infeksi
4. Serangan jantung atau kekacauan denyut jantung
5. Alergi karena obat-obatan.
Pertolongannya
medis disesuaikan dengan penyebabnya terjadinya kecelakaan.
5.3.5. Pingsan
Pingsan
berarti tidak sadarkan diri. Pingsan yang biasa, lamanya tidak sadarkan diri
biasanya pendek. Orang cenderung untuk pingsan bisa diakibatkan karena faktor :
1. Anemia
2. Lelah
3. Takut
4. Tidak tahan melihat darah
Usaha
pertolongan penderita pingsan dengan cara:
1. Membaringkan penderita pada tempat yang teduh serta udara
segar secara terlentang, kepala diletakan sedikit lebih rendah dari anggota
badan.
2. Baju dibuka atau pakaian dilonggarkan.
3. Kompres kepala dengan air dingin.
4. Hembuskan uap amoniak didepan lubang hidungnya.
5. Diberikan minuman air garam, 1 gram dalam satu liter air
(pingsan karena panas)
6. Diberikan minuman segelas air gula / air jeruk manis,
diberikan bisa melalui dubur (pingsan pada penderita kencing manis)
7. Diberikan penenang/suntikan stesolid (pingsan karena
kesedihan)
8. Diberikan transfusi darah (pingsan karena pendarahan)
5.3.6. Luka Bakar
Usaha pertolongan untuk
luka bakar dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat luka tersebut, antara
lain :
5.3.6.1.
Luka Bakar
Ringan
1. Bersihkan luka
2. Rendam dalam es atau air yang dingin
3. Keringkan, lepuh-lepuh jangan diganggu.
4. Diberi boorzalf 5% atau sofratulle, kemudian tutup dengan
kain pembalut.
5.3.6.2. Luka Bakar Berat
1. Tutup bagian-bagian yang terbakar dengan lembaran-lembaran
solfaratulle
2. Diberi obat penahan rasa sakit
3. Diberi air minum sebanyak mungkin
4. Kirim kerumah sakit.
5.3.7. Luka Terkena Air Panas
Luka yang
terkena air panas tanda-tandanya sebagai berikut;
1. Cairan menerobos bagian yang cidera sehingga menimbulkan
lepuh-lepuh dan mudah pecah-pecah
2. Karena lapisan luar kulit sudah pecah maka infeksi akan
berkembang
3.
Rasa nyeri
seperti tertusuk jarum
4.
Bengkak
5.
Akar-akar
rambut masih ada
6.
Warna kulit
luar hitam
Tindakan P3K akibat terkena air panas adalah
sebagai berikut;
1. Jangan menggunakan salep atau minyak
2. Pakaian harus dibuka pada bagian-bagian yang terbakar
3. Kalau luka itu parah,
atau sisa-sisa kain itu masih melekat pada luka, balutlah luka itu
sampai tiba di rumah sakit
4. Rasa sakit dapat dihilangkan dengan mencuci bagian yang
terkena air panas/terbakar dengan air dingin atau dengan menggunakan es batu.
5. Apabila lukanya kecil saja bagian yang luka dibersihkan
dengan air hangat dan gunakan pembalut yang steril.
5.3.8. Luka Terkena Aliran Listrik
Kecelakaan
terkena aliran listrik dapat menyebabkan :
1. Mengacaukan denyut jantung
2. Dapat menghentikan denyut jantung
3. Menghentikan pernapasan
4. Menimbulkan luka bakar
5. Pingsan
Usaha
pertolongan terkena aliran listrik dengan cara:
1. Lepaskan kabel atau sumber arus dengan menggunakan kayu
atau perlindungan diri.
2. Berikan pernapasan buatan
3. Pijat jantung untuk pemulihan denyut jantung
4. Perawatan luka bakar
5. Kirim ke rumah sakit
5.3.10. Geger Otak
1. Gegar Otak Ringan (Commotio Cerebri) = dapat sembuh sempurna
2. Gegar Otak Berat (Conntutio Cerebri) = meninggal dunia, cacat tubuh/fisik, cacat
mental, kombinasi kedua cacat tersebut di atas.
Gejala-gejala
:
1. Ada riwayat trauma pada kepala.
2. Pusing-pusing.
3. Mual, muntah-muntah.
4. Amnesia- retrograd.
5. Kesadaran menurun.
6. Pingsan.
7. Reflek – reflek pathologis positif.
8. Koma.
Bila
gegar otak ringan disertai pendarahan (pembuluh darah kecil), cepat atau lambat
akan menjadi gegar otak berat. Dengan didahului munculnya reflek-reflek
patologis kontralateral. Pertolongan pertamanya adalah :
1.
Amankan
penderita
2.
Kendorkan
semua pakaian yang ketat.
3.
Tidur
terlentang tanpa bantal, posisi kepala 200 lebih rendah dari kaki .
4. Miringkan muka ke kiri/kanan.
5.
Observasi
vital sign-nya.
6. Usahakan sikulasi udara sekitarnya tetap
segar.
7. Dapat dibantu dengan pemberian oksigen.
8. Bila sudah aman / bantuan datang pindahkan ke
rumah sakit.
9.
Perhatikan cara transportasinya.
5.3.11. Patah Tulang
1.
Patah
tulang terbuka.
Patah tulang terbuka, gejala-gejalanya :
a.
Ada trauma.
b. Jelas terlihat, luka, perdarahan tulang
mencuat.
Pertolongan
pertamanya adalah :
a.
Amankan
korban.
b. Usahakan fikrasi longgar, tutup lukanya.
c.
Atasi
perdarahan, observasi vital signnya
d. Segera bawa ke rumah sakit terdekat.
2.
Patah
tulang tertutup.
Patah
tulang tertutup, gejala-gejalanya :
a. Ada riwayat trauma.
b. Pada anggota gerak umumnya daerah 1/3 distal
c. Ada perubahan bentuk , bengkak.
d. Merah kebiru-biruan
e. Tampak kesakitan, nyeri tekan.
f.
Fungtio laeda (seperti lumpuh, karena sangat sakit kalau
digerakkan )
g. Nyeri tekan sumbuh
Pertolongan pertamanya adalah
:
a. Amankan korban
b. Awasi vital sign, pasang bidai (spalk sementara)
c.
Segera bawa ke RS terdekat.
3.
Patah
tulang punggung.
Patah
tulang punggung, gejala-gejalanya :
a. Riwayat
trauma pada daerah punggung
b. Kesakitan sekali, pingsan bahkan seperti koma.
c. Tampak ada perubahan bentuk pada tempat trauma.
Pertolongan
pertamanya adalah :
a. Amankan korban, sewaktu mengangkat minimal oleh tiga
orang dengan gerakan serentak.
b. Korban sadar, tidurkan posisi terlentang tanpa bantal,
alas keras dan fiksasi posisinya.
c. Korban pingsan, tidurkan posisi miring/telungkup. Setelah
sadar ditelentangkan.
d.
Segera bawah ke RS
terdekat.
5.3.12. Tergigit atau Terkena Binatang Berbisa
1.
Gigitan ular laut.
a. Semua ular laut berbisa, ikat bagian atas gigitan.
b. Buat irisan silang pada tempat gigitan, tekan kuat-kuat
supaya darah keluar sebanyak-banyaknya.
c. Bila yakin di rongga mulut tak ada luka, boleh
mengeluarkan darah dengan cara menghisap.
d. Segera
bawa ke RS.
2.
Terkena ubur-ubur.
a.
Merah, bengkak,
gatal-gatal.
b.
Panas,
nyeri.
Pertolongan
pertamanya adalah :
a.
Siram
dengan wisky/alkohol
b.
Segera
bawa ke RS.
3.
Tertusuk
bulu babi laut
a. Keringkan bagian yang terkena, kalau ada siram dengan larutan amonia encer.
b.
Pukul-pukul bagian yang terkena.
c.
Bila perlu bawa ke RS
5.3.13. Heart attack =
Miyocard Infark (M.C.I )
Diartikan sebagai serangan jantung
atau serangan angin duduk.
Gejala-gejala
:
1. Kadang-kadang mulai nyeri di ulu hati.
2.
Sesak di dada.
3. Nyeri seperti di tusuk pada dada kiri.
4.
Nyeri menjalar ke
punggung, bahu kiri, lengan kiri sampai ke ujung ujung jari tangan kiri (
seperti tersetroom).
5. Sekali serangan antara 5 – 15 menit dan berulang-ulang.
6. Bila langsung pingsan – mati mendadak.
P3K
– nya :
1. Korban
masih sadar :
a. Tidurkan terlentang dengan tenang, kurangi
gerakan-gerakan.
b.
Kendorkan pakaian –
pakaian yang ketat
c.
Beikan nitrobat
tablet isap-isap di bawah lidah
d.
Beri oksigen,
observasi vital signnya.
e. Jaga ventilasi udara tetap segar.
f.
Segera bawa ke RS.
2.
Korban
langsung pingsan :
a.
Segera lakukan
pijatan langsung
b.
Lakukan nafas
buatan
c.
Beri Oxygen
d.
Segera bawa ke RS.
5.3.14. Serangan Asma
Penyebabnya adalah : udara dingin, bau-bauan
tertentu, stress, terlalu lelah.
Gejala-gejala
:
1. Napas sesak dan bunyi …..ngiiik, ngiiik….. !
2. Muka, bibir kebiru-biruan, cuping hidung kembang kempis,
tidak bisa tidur terlentang.
P3K-nya
adalah :
1. Tidurkan
½ duduk, punggung diganjal 2 – 3 bantal
2. Berikan
tablet anti asma (asmasolon), suntikkan Intravena Aminophylin 1 ampul/Oradexon
1 ampul
3. Berikan
oxygen
4. Jaga
sirkulasi udara tetap segar
5. Segera
ke RS
5.3.15. Perdarahan
Dari Mulut
Dapat
didahului dengan batuk-batuk atau tidak dan dapat berasal dari :
1. Pecahnya
pembuluh darah di kerongkongan karena sedang menderita pharyngitis
a. Demam, sakit menelan, batuk-batuk atau tidak
b.
Darah merah segar,
jumlah sedikit
2. Pecahnya Varices Oesephagus,
karena Hypertensi Portal
a.
Ada
riwayat hypertensi
b.
Darah merah segar,
jumlah banyak
3. Asal paru-paru TBC terbuka, sangat menular
a.
Batuk-batuk lebih
dari 2 minggu
b.
Malam banyak keluar
keringat dingin
c.
Darah bercampur
dahak, merah, ada yang merah kecoklat-coklatan seperti karat besi
d.
Isolasi penderita, segera ke RS
5.4. Penyelamatan dan Pengangkatan Korban Akibat Kecelakaan
Cara melakukan
penyelamatan dan pengangkatan korban akibat kecelakaan yaitu jangan memindahkan
korban dari tempat kecelakaan sebelum dokter atau tim P3K datang, kecuali
apabila tempat itu berbahaya bagi keselamatan si korban. Apabila mungkin
hentikan pendarahannya terlebih dahulu, bersihkan jalan pernafasannya dari
kotoran-kotoran yang menghalangi keluar masuknya udara dari dalam tubuh, dan
pasang bidai pada tulang-tulang yang patah.
Pengangkutan korban ada beberapa cara yaitu;
1. Mengusung untuk jarak
dekat
2. Mengusung melalui
lintasan sempit
3. Mengusung dengan
selimut
4. Mengusung korban yang
sadar
5. Mengusung korban yang tidak mampu berjalan
6. Mengusung korban yang membutuhkan sedikit bantuan
7. Cara mengangkat penderita yang tidak sadar, tanpa bantuan
orang lain
8. Mengusung korban dengan menggunakan tangan sebagai tandu,
dikerjakan oleh dua orang
9. Mengusung korban dengan menggunakan kursi sebagai tandu
5.5. Prosedur Pelayanan
5.5.1.
Medis
Pertolongan medis
harus diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan dengan lokasi yang tidak
membahayakan penderita atau penolong, sebelum mendapat pertolongan
medis/paramedis atau rumah sakit.
Seorang
penolong harus mempunyai pengetahuan tentang dasar-dasar pertolongan pertama
pada kecelakaan dan telah mengikuti pelatihan medis, juga mempunyai sikap;
1. Tidak boleh panik, harus sabar dan tenang
2. Waspada pada keadaan disekitar tempat kecelakaan
3. Selalu waspada terhadap keadaan korban
4. Dapat menenangkan si penderita
5. Melaporkan setelah selesai memberikan pertolongan kepada
yang berwenang.
Tujuan
pertolongan medis adalah;
1. Mencegah bahaya maut dengan jalan memulihkan pernafasan
dan menghentikan pendarahan
2. Mencegah terjadinya cidera yang lebih parah
3. Mencegah terjadinya cacat bagi korban
4. Mencegah terjadinya komplikasi seperti kerusakan jaringan
lebih parah akibat patah tulang
5. Mencegah bahaya akibat infeksi
6. Meringankan derita korban
7. Melindungi korban dari bahaya-bahaya lain yang mengancam
5.5.2.
Peralatan
Peralatan-peralatan yang
harus tersedia dalam rangka pertolongan pertama pada kecelakaan, yang penting
terdiri dari :
·
Buku Petunjuk P3K
·
Pembalut segitiga
·
Pembalut biasa
·
Kasa steril
·
Kapas putih
·
Snelverband
·
Plester
·
Sofratulle
·
Bidai (spalk)
·
Gunting perban
·
Pinset
·
Kertas pembersih
·
Sabun
·
Lampu senter
·
Pisau lipat
·
Pipet
5.5.1.1. Obat-Obatan
Persediaan
obat-obatan yang penting pada umumnya adalah:
·
Obat pelawan
rasa sakit (antalgin)
·
Obat pelawan
mulas-mulas (papoverin, dll)
·
Obat pelawan
pedih perut (promag, dll)
·
Norit
·
Obat anti
alergi
·
Amoniak cair
25% (untuk membangunkan orang pingsan)
·
Mercurochroom
·
Obat tetes
mata
·
Salep mata
berantibiotika
·
Salep boor
·
Salep
antihistaminika
·
Obat gosok /
balsem
·
Rivanol
1/1000
·
Salep sulfa
·
Antiseptika
(betadine, dettol, dll)
·
Tablet garam
·
Ephedrine
(untuk sesak napas)
·
Oralit
5.6. Prosedur Pelayanan Medis Melalui Radio
Komunikasi
adalah hal yang sangat penting di atas kapal, oleh karena
itu sesuai dengan persyaratan Konvensi STCW 1995 maka para pelaut harus
memiliki kemampuan memahami dengan baik mengenai instruksi-instruksi, aba-aba,
maupun istilah baku umum lainnya yang dilaksanakan di kapal terutama dalam
keadaan darurat. Komunikasi yang efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab yang berhubungan dengan penempatan masing-masing di atas kapal akan
sangat penting untuk menjamin aspek keselamatan dan penyelamatan korban pada
saat evakuasi, sehingga hal demikian dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat.
Sistem komunikasi umumnya terdiri dari pengirim berita,
penerima, mode, media dan konteks. Isi komunikasi mencakup perintah
keselamatan, bahaya navigasi dan permintaan bantuan pelayanan medis.
Hambatan-hambatan dalam
komunikasi untuk bantuan pelayanan medis terjadi karena:
1. Media
komunikasi yang kurang sempurna.
2. Feedback yang kurang jelas
3. Gangguan
pada pengiriman dan penerimaan
Komunikasi yang
efektif dalam informasi bantuan pelayanan medis harus:
1. Jelas 4. Kongkrit
2. Lengkap 5. Benar
3. Padat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar